Keutamaan Menyantuni Anak Yatim dan Berbuat Baik Kepadanya

DS Peduli

keutamaan menyantuni anak yatim

DS Peduli – Keutamaan menyantuni anak yatim dan berbuat baik kepadanya. Kebersamaan antara anak dan orangtua dalam hangatnya keluarga yang lengkap merupakan salah satu bentuk anugerah dari Allah yang luar biasa. Namun, ada sebagian anak yang tidak bisa merasakan hangatnya kasih sayang orangtua. Mereka adalah anak yatim yang menjalani hidup tanpa adanya satu atau kedua orangtua.

Dalam tulisan kali ini kami akan membahas keutamaan menyantuni anak yatim dan berbuat baik kepadanya beserta dalilnya dari Al Qur’an dan Hadits.

Definisi dan Pengertian Anak Yatim dalam Islam

Seorang anak dikatakan yatim ketika dia kehilangan salah satu atau kedua orangtuanya sebelum mencapai usia balig. Apabila ada seorang yang sudah balig, kemudian ditinggal salah satu atau kedua orangtuanya maka tidak disebut sebagai yatim. Sebagaimana yang tertera di dalam hadits Rasulullah SAW,

‌لَا ‌يُتْمَ ‌بَعْدَ ‌الْحُلُمِ

“Tidak disebut yatim orang yang telah balig.” (HR. Abu Dawud).

Penderitaan anak yatim tidak hanya sekadar cerita sedih untuk kita, tetapi panggilan bagi kita semua untuk merangkul dan memberikan dukungan kepada mereka. Melalui perhatian yang tulus, kita dapat membantu mengurangi penderitaan mereka. Dan di dalam Islam, kepedulian terhadap anak-anak yatim memiliki makna yang besar.

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Dalam Al Qur’an

Di dalam Al-Quran, Allah menegaskan pentingnya memperbaiki kondisi anak yatim. Banyak ayat yang menekankan pentingnya melindungi hak-hak dan kesejahteraan anak-anak yatim. Bahkan di dalam Al-Quran, Allah menyebut kata “yatim” dalam sebanyak 23 kali. Ini menunjukkan betapa pentingnya berbuat baik terhadap anak-anak yatim serta memenuhi kebutuhan mereka.

Dalil Al Qur’an tentang keutamaan menyantuni anak yatim di antaranya adalah firman Allah Ta’ala,

يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ۗ قُلْ مَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ ٢١٥

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, ‘Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orangtua, kerabat, anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan.’ Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 215).

Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa salah satu bentuk amal saleh yang dapat mendatangkan keberkahan adalah memberikan sedekah kepada anak yatim. Sedekah kepada mereka bukan sekadar kewajiban untuk kita, melainkan juga cara kita untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

3 Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Dalam Hadits

Banyak juga hadits yang menyebutkan tentang keutamaan menyantuni anak yatim dan berbuat baik kepada mereka. Berikut ini tiga keutamaan menyantuni anak yatim sebagaimana yang tertera di dalam beberapa hadits.

1. Dijanjikan baginya surga

Keutamaan menyantuni anak yatim yang pertama adalah dijanjikan baginya surga.

Rasulullah SAW bersabda,

أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ لَهُ أوْ لِغَيْرِهِ فِي الْجَنَّةِ

“Aku dan penanggung jawab anak yatim, baik itu atas keluarganya maupun anak yatim lainnya akan bersama-sama di surga.” (HR. Al-Baihaqi).

Rasulullah SAW juga bersabda,

‌مَنْ ‌ضَمَّ ‌يَتِيمًا ‌بَيْنَ ‌مُسْلِمِينَ إِلَى طَعَامِهِ وَشَرَابِهِ حَتَّى يَسْتَغْنِيَ عَنْهُ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ

“Siapa pun yang merawat anak yatim di antara orang-orang muslim dengan memberinya makanan dan minuman sampai ia bisa mandiri, surga wajib baginya.” (HR. Abu Dawud).

Hadits ini mengajarkan nilai besar tentang merawat anak yatim dari golongan kaum muslimin. Dengan memberikan makanan dan minuman hingga anak yatim tersebut mandiri, seseorang dijanjikan surga sebagai ganjaran atas kebaikan tersebut.

Memberi perhatian kepada anak yatim tidak hanya merupakan kewajiban sosial, tetapi juga menjadi sarana untuk mencapai keberkahan dan pahala di akhirat. Hadits ini mengingatkan kita akan pentingnya kepedulian terhadap kaum yang lebih lemah, menciptakan ikatan ukhuwah islamiah, dan menunjukkan nilai-nilai kasih sayang dalam Islam.

Imam An-Nawawi ketika mengomentari hadits di atas mengatakan, “Menanggung kebutuhan anak yatim mencakup segala hal, seperti biaya hidup, pakaian, mendidik, dan membimbing. Keutamaan ini bisa didapatkan oleh seseorang yang menanggung kebutuhan anak yatim, baik dengan menggunakan harta pribadinya maupun harta anak yatim di bawah pengawasan hukum agama.” (Imam An-Nawawi, Al-Minhâj Syarḥu Shaḥîḥi Muslim bin Al-Ḥajjâj, 18/133).

Artinya, dengan merawat anak yatim, kita tidak hanya memberikan bantuan berupa materi saja, tetapi juga memberikan kasih sayang dan perhatian yang sangat berarti bagi mereka. Oleh karena itu, hal ini mencerminkan ajaran Islam tentang keadilan, belas kasih, dan ukhuwah islamiah.

2. Bersama dengan Rasulullah di surga

Keutamaan menyantuni anak yatim yang kedua adalah bersama dengan Rasulullah di surga. Rasullah SAW juga bersabda,

أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا

“Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini. Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya.” (HR. Al-Bukhari).

Al-Hafiz Ibnu Hajar RHM mengutip perkataan Ibnu Batthal RHM, beliau berkata ketika menerangkan hadits di atas, “Hak bagi orang yang mendengar hadits ini dan mengamalkannya adalah menjadi teman Nabi SAW di surga. Dan tidak ada kedudukan yang lebih utama di akhirat daripada itu.” (Ibnu Hajar Al-Asyqalani, Fatḥu Al-Bârî, 10/436).

Maka ketika seseorang dibersamai oleh Rasulullah SAW di akhirat, ini mengindikasikan bahwa ia telah mencapai maqam ‘kedudukan’ yang luar biasa dan kebahagiaan yang tiada tara. Bersama dengan Rasulullah SAW merupakan bukti keberhasilan dan keberuntungan yang tak ada tandingannya di surga—selain kenikmatan berupa melihat wajah Allah SWT.

Al-Hafiz Ibnu Hajar RHM berkata, “Hikmah di balik perumpamaan begitu dekatnya penanggung jawab anak yatim yang masuk surga dengan Rasulullah SAW adalah kedudukan tersebut dapat dibandingkan dengan posisi Rasulullah SAW yang diutus kepada kaum yang tidak memahami agama sehingga beliau menjadi penanggung jawab, guru, dan pemimpin mereka. Demikian pula penanggung jawab anak yatim, ia mengurus mereka yang mungkin tidak memahami agama atau kehidupan dunia, membimbing, mengajarkan, dan memperbaiki akhlak mereka. Terlihatlah kesejajaran antara keduanya.” (Ibnu Hajar Al-Asyqalani, Fatḥu Al-Bârî, 10/437).

Dari keterangan di atas, menunjukkan bahwa berbuat baik kepada anak yatim dianggap sebagai amal yang sangat mulia dan mendekatkan seseorang dengan Nabi SAW di dalam surga. Maka seseorang dapat mencapai kedudukan yang luhur di sisi Allah serta dapat bersanding dengan Rasulullah adalah dengan memperhatikan dan memenuhi kebutuhan anak yatim. Hal ini juga menegaskan begitu besarnya berbuat baik dan kasih sayang terhadap sesama dalam ajaran Islam.

3. Dapat melembutkan hati yang keras dan terpenuhi kebutuhannya

Keutamaan menyantuni anak yatim yang ketiga adalah dapat melembutkan hati yang keras dan terpenuhi kebutuhannya. Dalam sebuah riwayat dikatakan,

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: أَتَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ يَشْكُو قَسْوَةَ قَلْبِهِ؟ قَالَ: أَتُحِبُّ أَنْ يَلِينَ قَلْبُكَ وَتُدْرِكَ حَاجَتَكَ؟ ارْحَمِ الْيَتِيمَ وَامْسَحْ رَأْسَهُ وَأَطْعِمْهُ مِنْ طَعَامِكَ يَلِنْ قَلْبُكَ وَتُدْرِكُ حَاجَتَكَ

Dari Abu Darda` RA, beliau mengatakan, “Datang seorang laki-laki kepada Nabi SAW mengeluhkan kerasnya hatinya. Rasulullah SAW bertanya, ‘Apakah kamu ingin hatimu menjadi lembut dan kebutuhanmu terpenuhi? Maka belas kasihanilah anak yatim, usap kepala mereka, dan beri makan dari makananmu. Dengan begitu, hatimu akan menjadi lembut dan kebutuhanmu terpenuhi.’” (HR. Ath-Thabrani).

Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa untuk mendapatkan kelembutan hati dan terpenuhinya kebutuhan, itu tidak hanya didapatkan melalui ibadah mahdha (ibadah antara seorang hamba dengan Allah) saja, tetapi juga melalui ibadah dalam bentuk menunjukkan kasih sayang, bantuan, dan kepedulian terhadap sesama, terutama anak yatim.

Anak yatim sangat berhak mendapatkan perlakuan istimewa dan kasih sayang. Dengan memberikan perhatian dan membantu memenuhi kebutuhan mereka, hati akan menjadi lembut karena merasakan kedamaian dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Dan manfaat ini, tidak hanya mereka yang merasakan, tetapi orang yang memberikan perhatian juga akan mendapatkan manfaatnya berupa keberkahan dan kebahagiaan.

Demikian artikel kami yang membahas tentang keutamaan menyantuni anak yatim dan berbuat baik kepadanya, semoga bermanfaat. Apabila ada yang salah dalam penyampaian kami di atas atau ada pertanyaan bisa Anda tulis di kolom komentar. Jazaakumullahu Khoiron.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment