Bahaya Harta Haram

DS Peduli

Kita semua mengetahui bahwa umur, rezeki, takdir baik maupun buruk bagi seorang manusia merupakan suatu hal yang telah Allah SWT tetapkan jauh sebelum kita keluar dari rahim ibu. Jika demikian, menjadi hal yang amat mengherankan Ketika ada seorang yang mencemaskan akan rezeki dirinya selama hidup di dunia. Dilangsir oleh KOMPAS.com pada hari kamis 01 Februari 2024 bahwa ada penjual kerupuk yang nekat mengambil kotak amal salah satu masjid karena dagangannya tidak laku. Sementara itu, Allah SWT berfirman.

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا

“Tidak satu pun hewan yang bergerak di permukaan bumi melainkan dijamin rezekinya dari Allah.” (QS. Hud: 6)

Disebutkan dalam Tafsir Al-Muyassar bahwa Sesungguhnya Allah telah menjamin rezeki semua makhluk yang berjalan di atas permukaan bumi, sebagai bentuk karunia dari-Nya. Wahbah Az-Zuhaili RHM mengatakan, Semua makhluk di atas bumi, baik yang melata maupun berjalan, baik manusia ataupun hewan, tidak ada satu pun melainkan Allah-lah Yang memberi rezeki. Allah memberikan rezeki kepada manusia dengan berbagai keutamaan, rahmat, dan ihsan-Nya.

Ayat di atas setidaknya memberikan kepada kita dua pelajaran. Sebagaimana yang tertulis dalam kitab Lî Yaddabbarû âyâtihi bahwa ada dua poin yang bisa diambil dari ayat tersebut:

1. Setiap makhluk sudah ditentukan rezekinya, dan mereka harus mendapatkannya : “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya” ; Bahkan makanan yang diperoleh dari sesuatu yang diharamkan juga termasuk dalam kategori rezeki yang diberikan oleh Allah. sebagaimana orang-orang kafir mendapatkan rezeki mereka dan terkadang apa yang mereka dapat karena perantara yang haram namun mereka diberikan rezeki yang baik, adapun orang-orang bertakwa Allah beri mereka rezeki dari arah yang mereka tidak sangka, namun jatah yang mereka terima bukan dari arah yang haram dan tidak pula dari sumber yang kotor.

2. Apabila Anda merasa khawatir akan kemungkinan kekurangan materi, ketahuilah bahwa kekhawatiran tersebut hanyalah sugesti yang tidak memiliki nilai, dan lawanlah ketakutan tersebut dengan keyakinan pada rezeki yang telah dituliskan oleh Al-Quran. : “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya” , dan jika setan menakut-nakutimu dengan kematian dan pembunuhan, lawanlah ia dengan ketentuan ajal yang dituliskan oleh al-quran. Allah SWT berfirman, “Setiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya” (QS. Al-A’raf: 34)

Dalam ayat yang lain Allah SWT juga berfirman,

وَكَاَيِّنْ مِّنْ دَاۤبَّةٍ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَاۖ اللّٰهُ يَرْزُقُهَا وَاِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

“Betapa banyak hewan bergerak yang tidak dapat mengusahakan rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-‘Ankabut: 60)

Dalam kitab Zubdatu At-Tafsîr dijelaskan bahwa makna ayat ini adalah: dan di dunia terdapat banyak hewan yang tidak mampu memikul rezekinya atau menyimpan rezekinya karena ia sangat lemah, namun, adalah Allah yang memberikan rezeki kepada mereka dan kepada kalian melalui karunia-Nya. Lalu mengapa kalian tidak bertawakal kepada Allah yang Maha Kuat dan Maha Kuasa dalam mencari penghidupan sebagaimana tawakal hewan-hewan yang lemah itu kepada Allah.

Imam As-Sa’di mengatakan dalam tafsirnya, Allah SWT Sang Pencipta telah menjamin rezeki seluruh makhluk, yang kuat maupun mereka yang lemah. Betapa banyak “binatang melata,” di muka bumi ini yang lemah kekuatannya, rendah akalnya, “yang tidak dapat membawa (mengurus) rezekinya sendiri,” dan tidak pula dapat menyimpannya, bahkan ia tetap senantiasa tidak dapat membawa rezekinya sedikit pun, namun Allah terus menyediakan rezeki untuknya pada setiap saat sesuai dengan waktunya. “Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu,” Artinya, kalian semua menjadi tanggungan Allah yang mengatur rezeki kalian, sebagaimana Dia telah menciptakan dan mengurusi kalian.
“Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” maka tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya, tidak akan ada binatang melata pun yang binasa karena keadaannya tersembunyi dari-Nya, sebagaimana yang telah Allah SWT tegaskan dalam QS. Hud: 6.

Dalam sebuah Riwayat juga dijelaskan,

عن أبي أمامة، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: نفث روح القدس في روعي ‌أن ‌نفسا ‌لن ‌تخرج ‌من ‌الدنيا حتى تستكمل أجلها، وتستوعب رزقها، فأجملوا في الطلب، ولا يحملنكم استبطاء الرزق أن تطلبوه بمعصية الله، فإن الله لا ينال ما عنده إلا بطاعته

Dari Abu Umamah RA bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Ruh Kudus (Malaikat Jibril) membisikkan di dadaku bahwa ‘tidaklah suatu jiwa meninggal dunia sampai disempurnakan baginya ajal dan dipenuhi rezekinya. Oleh karenanya perbaguslah di dalam mencari rezeki. Janganlah ia merasa lambatnya rezeki, menyebabkan ia mencari rezeki tersebut dengan bermaksiat kepada Allah, karena sesungguhnya Allah tidak dapat dicapai kecuali dengan menaati-Nya.” (HR. Thabrani)

Menjaga agar segala sesuatu bersumber dari harta yang halal adalah kewajiban seorang muslim. Dalam hal ini Rasulullah SAW sampai mewanti-wanti bahwa kelak di hari kiamat, salah satu hal yang akan ditanya adalah dari mana harta yang kita dapat? Apakah harta itu diperoleh dengan cara yang halal atau haram?

عن أبي برزة الأسلمي رضي الله عنه، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ‌لا ‌تزول ‌قدما عبد يوم القيامة، حتى يسأل عن عمره فيما أفناه، وعن علمه ما فعل به، وعن ماله من أين اكتسبه، وفيما أنفقه، وعن جسمه، فيما أبلاه

Dari Abu Barzah Al Aslami RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan ke mana dia infakkan dan tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan.” (HR. At-Tirmidzi)

Dalam riwayat lain menyebutkan bahwa Nabi SAW mengabarkan kepada umatnya kelak pada akhir zaman akan datang di mana orang sudah tidak peduli lagi dari mana harta yang di dapat.

عن أبي هريرة، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ليأتين على الناس زمان ‌لا ‌يبالي ‌المرء ‌بما ‌أخذ من المال بحلال، أو بحرام

Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda, “Sungguh pasti akan datang suatu zaman pada manusia yang ketika itu seseorang tidak peduli lagi tentang apa yang didapatnya, apakah dari barang halal ataukah haram.” (HR. Bukhari)

Ada setidaknya empat konsekuensi negatif yang bisa terjadi jika seseorang terbiasa memperoleh atau menghidupi keluarganya dengan menggunakan harta yang diperoleh secara haram.

1. Doa yang tidak dikabulkan.

Dijelaskan oleh Rasulullah SAW melewati sabdanya,

أيها الناس، ‌إن ‌الله ‌طيب ‌لا ‌يقبل ‌إلا ‌طيبا…. ثم ذكر الرجل يطيل السفر، أشعث أغبر يمد يديه إلى السماء: يا رب يا رب، ومطعمه حرام، ومشربه حرام، وملبسه حرام، وغذي بالحرام، فأنى يستجاب لذلك

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula…. Kemudian Nabi ﷺ menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai, dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa, “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan segala sesuatunya dihasilkan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan mengabulkan doanya?” (HR Muslim)

2. Orang yang memakan harta haram, ia akan selalu ingin bermaksiat kepada Allah SWT.

Imam al-Ghazali dalam karyanya Ihya’ Ulumiddin mengutip sebuah riwayat,

وقال سهل رضي الله عنه من أكل الحرام عصت جوارحه شاء أم أبى علم أو لم يعلم ومن كانت طعمته حلالاً أطاعته جوارحه ووفقت للخيرات

Sahl RA berkata, “siapa saja yang memakan harta haram, tubuhnya mau tidak mau akan bermaksiat kepada Allah secara sadar atau tidak sadar, sedang siapa saja yang memakan harta halal, tubuhnya mau tidak mau akan taat kepada Allah dan dia diberi Taufik senantiasa melakukan banyak kebaikan.”

3. Dicabut keberkahan hartanya dan dirinya tidak akan pernah merasa kenyang.

Nabi SAW bersabda,

    فمن ‌يأخذ ‌مالا ‌بحقه يبارك له، ومن يأخذ مالا بغير حقه، فمثله كمثل الذي يأكل ولا يشبع

    “Maka barang siapa yang mengambil harta yang menjadi haknya, maka akan diberikan keberkahan kepadanya, Dan barang siapa yang mengambil harta yang bukan menjadi haknya, maka ia adalah seperti orang yang selalu makan akan tetapi ia tidak pernah merasa kenyang.” (HR. Ibnu Majah)

    4. Daging yang tumbuh dari harta yang haram, berhak disentuh api neraka.

    Sebagaimana sabda Nabi SAW ketika memberi nasihat kepada Ka’ab,

    يا كعب بن عجرة، إنه لا يربوا لحم نبت من سحت، ‌إلا ‌كانت ‌النار ‌أولى ‌به

    “Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, sesungguhnya daging yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram akan berhak dibakar dalam api neraka.” (HR. At-Tirmid)

    Wallahu a’lam…

    Ikuti semua program donasi dari DS Peduli Pondok Pesantren Darusy Syahadah dengan klik disini.

    Also Read

    Bagikan:

    Tags

    Leave a Comment